Epicareer Might not Working Properly
Learn More
Career Guide Menentukan Pilihan Karier yang Tepat di Usia Midlife

9 min read

Menentukan Pilihan Karier yang Tepat di Usia Midlife

Ingin mengubah karier di usia 40 tahun? Baca kisah sukses Robert Campbell dan Elizabeth Hepworth. Temukan panduan lengkap untuk menentukan pilihan karier yang tepat di usia midlife.

Adinda Pryanka

Updated May 27, 2024

Menentukan pilihan karier yang tepat di usia midlife

Mengubah haluan karier di usia 40 tahun? Kenapa tidak?

Sudah banyak orang yang membuat keputusan tersebut, dan sukses. Salah satunya, Robert Campbell. Menurut cerita yang dikutip dari The Guardian, ia beralih profesi dari kepala sekolah menjadi penulis lagu pada usia 53 tahun.

Sementara itu, Elizabeth Hepworth baru memulai perjalanan kariernya di usia awal 40-an. Sebelumnya, ia mengalami kecelakaan serius yang membuat Hepworth harus berhenti kuliah.

Dari cerita Campbell dan Hepworth, kamu bisa belajar bahwa mengubah jalur karier maupun baru memulai karier di usia paruh baya (midlife) adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

Prosesnya mungkin akan menantang. Sebab, kamu harus mengubah rutinitas yang sudah kamu jalani sekian tahun. Kamu juga harus menghadapi tantangan baru yang belum kamu ketahui.

Tapi, di sisi lain, bisa jadi karier baru yang kamu pilih membuat kehidupanmu lebih baik.

Kabar baiknya, di era digital saat ini, banyak sekali peluang tersedia untuk kamu yang ingin pindah jalur karier di usia midlife. Jadi, kamu tidak perlu cemas.

Cara mengubah karier di usia midlife

Eksplorasi karier tidak hanya terjadi di usia 20an. Menurut survei Indeed, usia rata-rata orang yang ingin mengubah haluan karier adalah 39 tahun. Oleh karena itu, pindah karier saat midlife bukanlah hal yang tidak mungkin.

Tapi, sering kali, para profesional tidak tahu bagaimana cara melakukan perubahan di tengah kariernya. Ini beberapa langkah yang bisa membantu kamu untuk melakukan transisi dengan lebih baik:

1. Analisa kondisi finansial

Mempertimbangkan kondisi finansial merupakan poin krusial ketika kamu ingin mengubah karier saat midlife. Hal ini mengingat tanggung jawab dan kewajiban kamu yang besar.

Individu di usia paruh baya biasanya memiliki banyak pengeluaran wajib. Mulai dari membayar cicilan tempat tinggal, biaya pendidikan anak hingga tabungan pensiun. Kewajiban ini pastinya menuntut pendapatan yang stabil.

Transisi ke karier baru berpotensi mengubah kondisi finansial kamu. Mungkin saja, pendapatan kamu akan menurun. Atau, biaya pendidikan dan pelatihan tambahan kamu bertambah.

Oleh karena itu, kamu perlu melakukan analisa dan membuat perencanaan finansial secara matang. Tujuannya, agar kondisi keuangan kamu tetap stabil selama masa transisi.

Lakukan riset kisaran gaji rata-rata di bidang yang kamu minati. Pastikan apakah pendapatan kamu nantinya akan cukup atau tidak.

Jangan lupa untuk bicara dan meminta dukungan ke kolega dan anggota keluarga tentang keputusanmu. Cara lainnya, mintalah saran dari konselor karier untuk menemukan pekerjaan yang paling sesuai dengan kamu, termasuk dari sisi finansial.

2. Review pendidikan dan pengalaman

Mempertimbangkan pendidikan dan pengalaman kerja juga sangatlah penting. Kedua faktor ini akan berpengaruh terhadap skill set dan kemampuan beradaptasi kamu di karier baru secara signifikan.

Coba analisa kualifikasi atau persyaratan yang dibutuhkan di profesi baru yang kamu targetkan. Beberapa profesi tertentu, seperti dokter, pasti butuh pendidikan formal dengan waktu yang tidak sebentar.

Dari kualifikasi tersebut, pertimbangkan berapa banyak waktu, tenaga dan biaya yang perlu kamu alokasikan. Apabila memungkinkan, carilah karier yang bisa sejalan dengan timeline kamu.

Jika kamu sudah pernah bekerja sebelumnya, manfaatkan pengalamanmu untuk menilai kapasitasmu. Setelah itu, pilihlah peluang kerja yang paling potensial untuk dirimu.

3. Sinkronkan skill kamu

Agar proses transisi lebih smooth, pastikan kamu punya skill yang relevan dan sejalan dengan karier baru. Ini untuk memastikan kamu lebih unggul di pasar kerja yang kompetitif saat ini..

Kamu perlu mengidentifikasi skill kamu terlebih dahulu. Bagilah menjadi tiga kategori:

  • Transferable skills, yakni keterampilan yang kamu miliki saat ini dan bisa diaplikasikan di pekerjaan baru,
  • Soft skills, yaitu keterampilan interpersonal yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Kemampuan ini menunjukkan bagaimana cara kamu berinteraksi dengan orang lain.
  • Hard skills, yaitu pengetahuan khusus yang dibutuhkan dalam sebuah profesi.

Pada beberapa pekerjaan, kamu mungkin perlu pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan skill. Profesi lain mungkin mengharuskan kamu mengembangkan skill baru atau bahkan, menempuh pendidikan formal lagi.

Untuk mempersingkat waktu transisi, coba pertimbangkan karier yang sekiranya sesuai dengan kemampuan kamu saat ini. Atau, profesi yang tidak membutuhkan pelatihan atau pendidikan lebih lanjut.

4. Pastikan resume kamu terupdate

Perbarui resume kamu dengan skill yang dapat diaplikasikan di profesi baru. Pastikan juga kamu menampilkan pengalaman dan pencapaian yang relevan dengan persyaratan karier yang kamu inginkan.

Sebaiknya, buatlah resume yang personal. Tulis dalam beberapa versi, satu dokumen untuk satu lamaran pekerjaan.

Sesuaikan resume kamu untuk setiap posisi yang kamu lamar, pastikan sudah sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Cara ini membuat dokumen kamu akan lebih menarik perhatian para rekruter.

5. Terus belajar

Sambil mencari peluang, tidak ada salahnya untuk mengasah kemampuan yang ada dan memperoleh kompetensi baru dengan mengikuti berbagai pelatihan.

Dapatkan pengetahuan dan skill yang relevan melalui kursus online, mendaftar di perguruan tinggi atau magang di industri terkait. Jangan malu untuk unjuk kemampuan tersebut di resume kamu.

Dengan mengikuti pelatihan, kamu akan terlihat sebagai individu kompetitif. Selain itu, kamu juga melawan bias usia, anggapan tentang penurunan kapasitas otak manusia sejalan dengan bertambahnya usia menjadi penghambat untuk terus belajar.

6. Networking

Memperluas jaringan saat ingin mengubah karier di usia paruh baya akan membawa banyak manfaat.

Pertama dan terpenting, networking memberi kamu akses untuk mendapatkan informasi berharga dari orang dalam. Networking merupakan jalan ampuh untuk mendapat peluang kerja dan referral, meningkatkan peluang mendapatkan karier baru.

Selain itu, kamu juga berpotensi mendapatkan mentor. Hal ini memungkinkan kamu mendapat insight dari para profesional yang lebih berpengalaman di industri incaranmu.

Alasan mengubah karier di usia lanjut

Setiap orang punya alasan berbeda saat melakukan transisi karier di usia paruh baya. Mulai dari ingin mencari kenaikan gaji hingga adanya perubahan dalam dinamika keluarga.

Apapun alasanmu untuk transisi karier, ada dua hal yang harus kamu ingat. Jangan takut untuk memulai kembali. Memulai karier baru di usia lanjut mungkin terdengar menyeramkan, tapi itu mungkin saja terjadi.

Selain itu, ingatlah kalau kamu tidak sendirian. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu kamu melakukan perubahan karier. Ada buku, website atau bahkan jasa konsultasi karier yang dapat membantu kamu mempersiapkan karier baru.

Berikut beberapa alasan yang mungkin dimiliki individu saat ingin berganti karier:

1. Mencari work-life balance

Mencapai work-life balance menjadi alasan yang umum dan kuat untuk melakukan perubahan karier di usia paruh baya.

Work-life balance adalah tentang menemukan titik netral antara karier dengan kehidupan pribadi. Tidak mudah untuk mencapainya dan setiap orang punya cara berbeda, termasuk berpindah jalur karier saat midlife.

Seiring perkembangan karier dan usia, individu seringkali memiliki keinginan untuk menilai kembali prioritas hidupnya. Mereka juga akan semakin menyadari pentingnya mencapai keseimbangan harmonis antara kehidupan profesional dan pribadi.

2. Pindah domisili

Relokasi bisa jadi alasan lain untuk seseorang mempertimbangkan kembali karier mereka di usia paruh baya. Mereka mempertimbangkan peluang baru yang sejalan dengan tempat tinggal baru.

3. Ingin mencari pekerjaan yang lebih memuaskan

Ketika sudah menjalani karier dalam waktu lama, perasaan tidak puas mungkin akan muncul. Kamu merasa ingin menjalani peran yang lebih bermakna dan lebih sejalan dengan passion.

Banyak faktor yang mempengaruhi, terutama karena adanya perubahan di lingkungan kerja atau pekerjaan.

Dalam mencari kepuasan yang ‘hilang’ tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan mencari peluang yang memberikan lingkungan kerja lebih positif dan memuaskan passion.

Ketika sudah mendapatkan kepuasan dalam bekerja, banyak keuntungan yang akan dirasakan termasuk produktivitas yang lebih tinggi.

4. Perubahan prioritas dan core value

Karier itu seperti sebuah hubungan. Terkadang, mereka tumbuh ke arah yang berbeda dengan diri kita.

Kamu mungkin pernah passionate dengan visi dan misi perusahaan kamu. Tapi, saat ini, mungkin kamu tidak se-semangat itu.

Seseorang mungkin saja berubah drastis. Sesuatu yang membuatmu senang di usia 20an mungkin tidak akan lagi membuatmu bersemangat pada usia 40 tahun.

Seiring bertambah usia dan kemajuan karier, prioritas dan nilai hidup (core value) pun mungkin saja berubah. Sebagai dampaknya, karier yang memuaskan passion-mu pun ikut berubah.

Kamu mungkin ingin keluar dari kantor dan mencari lingkungan kerja yang lebih santai. Atau, stabilitas finansial yang dulu tidak pernah kamu pikirkan kini menjadi fokus hidupmu. Perubahan nilai dan prioritas inilah yang kerap membuatmu harus mengubah haluan karier saat usia lanjut.

Sunk Cost Fallacy, tantangan terbesar pindah karier saat midlife

Banyak hal yang mungkin akan menghambatmu di saat ingin pindah jalur karier. Salah satunya, pemikiran bahwa apa yang kamu lakukan kemarin terlalu sayang untuk ditinggalkan. Atau, kamu merasa apa yang sudah kamu lakukan akan sia-sia kalau harus pindah jalur karier di usia yang tidak lagi muda.

Jika kamu merasa seperti itu, berarti kamu sedang mempertimbangkan sunk cost fallacy atau kekeliruan biaya hangus.

Seperti dikutip di Asana, sunk cost fallacy merupakan kecenderungan untuk melanjutkan sesuatu yang telah kita investasikan dengan uang, waktu atau tenaga. Keputusan itu diambil meskipun sebenarnya biaya yang dikeluarkan saat ini lebih besar dibanding manfaatnya.

Saat kita menjadi ‘korban’ sunk cost fallacy, kita membuat keputusan tidak rasional yang bertentangan dengan kepentingan terbaik kita.

Kondisi ini bisa sangat relevan ketika kamu mempertimbangkan perubahan karier di usia paruh baya.

Kamu mungkin sudah menginvestasikan banyak waktu dan upaya untuk membangun karier. Sunk cost fallacy bisa membuat kamu sulit melepaskan karier tersebut, walaupun pada faktanya, lebih banyak kerugian yang kamu rasakan dibandingkan benefitnya.

Untuk menghadapi situasi sunk cost fallacy, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut:

  • Memahami tujuan karier kamu secara utuh,
  • Memikirkan kembali tujuan jangka panjangmu secara personal, dan
  • Mengakui bahwa nggak ada kata terlambat untuk mengejar jalur karier yang lebih memuaskan bagi diri kamu.

Pilihan karier potensial

Banyak karier potensial untuk kamu yang ingin transisi karier di usia paruh baya. Semuanya kembali lagi pada skill, minat, value dan industri atau bidang spesifik incaranmu.

Berikut adalah beberapa pilihan karier yang mungkin bisa kamu eksplorasi:

Kamu punya kemampuan melihat peluang dan menjalin koneksi? Business Development mungkin bisa jadi salah satu opsimu.

Di profesi ini, kamu dituntut mengidentifikasi peluang pertumbuhan, membangun relasi dan berpikir strategis untuk mengembangkan bisnis.

Suka berbagi ilmu atau mengajar? Sektor pendidikan dan pelatihan sering membutuhkan individu yang sudah memiliki pengalaman.

Meski mungkin ada tantangan di awal transisi, banyak yang menganggap mengajar sebagai pilihan bermanfaat dan impactful secara personal.

Kamu bisa mengeksplorasi karier sebagai konsultan, baik bekerja secara mandiri maupun sebagai bagian dari perusahaan konsultan.

Profesi ini memungkinkan kamu memberikan dampak secara langsung ke mereka yang membutuhkan pengalaman dan keahlianmu.

Menjadi technical writer merupakan pilihan karier yang layak kamu pertimbangkan kalau ingin mengubah haluan karier saat midlife. Khususnya jika kamu mempunyai kemampuan mengkomunikasikan informasi teknis yang kompleks secara jelas dan mudah dipahami.

Technical writer dapat ditemui di berbagai bidang seperti pengembangan software, kesehatan, teknik dan banyak lagi.

Kamu senang memimpin tim dalam melaksanakan sebuah project? Profesi project manager mungkin bisa jadi pilihanmu.

Project manager punya peran penting dalam memastikan sebuah proyek bisa selesai dengan sukses dan memenuhi ekspektasi stakeholder.

Kamu bisa menemukan peran ini di industri IT, konstruksi dan banyak bidang lainnya.

Jika kamu punya skill interpersonal yang kuat dan senang menjalin koneksi dengan orang lain, kamu perlu pertimbangkan HR recruiter sebagai profesi barumu.

Profesi tersebut memungkinkan kamu memegang peranan penting dalam membentuk budaya ketenagakerjaan di sebuah perusahaan.

HR recruiter menuntut keseimbangan antara manajemen manusia dengan kebutuhan organisasi. Kamu juga perlu melakukan pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi serta menarik talenta terbaik ke dalam organisasimu nantinya.


Mengubah jalur karier di usia 40 tahun atau lebih memang mungkin terdengar menakutkan, tapi seperti yang kita lihat dari kisah Robert Campbell dan Elizabeth Hepworth, hal ini sangat mungkin dan bisa membawa perubahan positif dalam hidup.

Tantangan memang ada, namun dengan persiapan yang matang dan langkah yang tepat, kamu bisa melakukannya dengan sukses. Jika kamu merasa terinspirasi untuk memulai karier baru di usia paruh baya, jangan ragu untuk mengeksplorasi peluang yang ada.

Dan bagi kamu yang sedang mencari pekerjaan remote yang fleksibel dan sesuai minat, Epicareer bisa menjadi tempat yang tepat untuk memulainya.

Dapatkan tips lainnya di Career Guides by Epiacreer.

Pekerjaan Populer (Dibutuhkan Segera) di Indonesia:

Adinda Pryanka

SEO Content Writer

Meet Adinda, a journalist turned communications expert with 6 years of experience. From newsrooms to PR, she craft compelling stories and communicate with precision. Let's connect and collaborate!

Topic tags

Share this article

Related Articles