Epicareer Might not Working Properly
Learn More
Career Guide 8 Tips Penting saat Bekerja Remote

9 min read

8 Tips Penting saat Bekerja Remote

Ingin tetap produktif saat bekerja remote? Temukan 8 Tips Penting di situs kami untuk membantu Anda mencapai keseimbangan kerja yang baik.

Adinda Pryanka

Updated May 27, 2024

8 Tips Penting saat Bekerja Remote

Sejak kuartal pertama tahun 2020, tren kerja mengalami perubahan. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak orang harus terbiasa bekerja dari jarak jauh (remote). Saat itu, beberapa perusahaan masih terlihat tidak siap, namun berkat teknologi dan inovasi, sistem remote working dapat berjalan dengan baik.

Kini, meski pandemi sudah dinyatakan usai, semakin banyak perusahaan yang menerapkan jadwal kerja yang fleksibel. Mereka menyediakan opsi kerja remote untuk berbagai posisi dan peran.

Hasil survei Forum Ekonomi Dunia (WEF) dan Ipsos yang ditulis di Katadata menunjukkan, secara global, sekitar 52 persen responden bekerja dari rumah (work from home/WFH) selama pandemi Covid-19.

Sementara itu, survei yang dilakukan perusahaan konsultan dan analitik Gallup menemukan, delapan dari 10 orang bekerja dari jarak jauh. Tren ini akan terus berlanjut, karena delapan dari 10 pimpinan human resources di sejumlah perusahaan berencana tetap memberlakukan kebijakan remote working dalam beberapa waktu ke depan.

Banyak faktor yang membuat kerja remote masih menjadi tren. Salah satunya dari sisi output karyawan. Menurut Flex Jobs, 77 pekerja profesional menyatakan bahwa mereka lebih produktif bekerja remote dibanding saat di kantor.

Lebih spesifik, 80 persen gen Z dan gen X serta 76 persen generasi milenial menyatakan, mereka lebih bisa bekerja secara efektif dan produktif dibandingkan saat di kantor.

Manfaat kerja remote tidak hanya dirasakan perusahaan. Dari sisi karyawan, bekerja remote memberikan fleksibilitas lebih besar, lebih banyak kebebasan dan lebih sedikit uang serta waktu yang dihabiskan untuk mobile.

Di sisi lain, kerja remote memiliki beberapa tantangan. Misalnya, burnout akibat jam kerja yang terlalu fleksibel hingga tidak punya batas waktu.

Jadi, bagaimana kamu bisa tetap produktif, kreatif dan tetap sehat mental maupun fisik saat kerja remote? Berikut beberapa tips dan trik yang bisa kamu lakukan.

1. Buat rutinitas

Kerja remote mungkin bisa membuat kamu lebih fleksibel, namun seringkali justru kamu akan butuh waktu bekerja lebih lama. Banyak distraksi yang membuat alur kerja kamu terganggu.

Sama seperti bekerja di kantor, kamu juga perlu menetapkan rutinitas kerja, termasuk jam kerja. Kamu harus menaatinya secara konsisten untuk menjaga agar workflow kamu bisa berjalan dengan lancar.

Jangan lupa juga untuk memasukkan jadwal istirahat di rutinitasmu. Meski bekerja di rumah atau kafe, kamu juga perlu waktu untuk memulihkan tenaga. Beristirahat secara teratur membuat otak kamu rileks dan fokus kembali, sehingga akan membantu kamu tetap produktif sepanjang hari.

Saat bekerja secara online, sering kali kamu akan mudah lupa waktu. Oleh karena itu, sebaiknya kamu gunakan alat atau software time-tracking untuk membantu kamu tetap mengikuti jadwal.

Jangan lupakan “morning routine”

Kesulitan untuk memulai bekerja sering kali dirasakan saat kerja remote. Kamu kerap terdistraksi dengan hal lain, seperti menyelesaikan pekerjaan rumah atau mungkin seru sendiri saat melihat aktivitas orang lain di kafe.

Coba pikirkan, rutinitas apa yang bisa menjadi indikator bahwa kamu sudah siap bekerja? Atau, kebiasaan yang kamu lakukan untuk memulai hari?

Misalnya, menyeduh secangkir kopi sebelum kamu mulai bekerja. Atau, mandi dan ganti baju ke pakaian yang lebih formal, karena terkadang bekerja sambil memakai piyama justru membuat kamu malas bekerja.

Meski disebut “morning routine”, bukan berarti kamu harus selalu melakukan aktivitas ini pagi-pagi. Sebab, tidak semua orang yang bekerja remote punya jadwal yang konsisten dari jam 9-5.

Buat aturan dengan orang di sekitarmu

Bagi sebagian orang, bekerja dari rumah sangat sulit dilakukan karena banyaknya distraksi dari orang-orang sekitar. Khususnya jika kamu tinggal bersama keluarga, anak-anak atau teman.

Agar bisa bekerja efektif, cobalah membuat batasan antara pekerjaan dengan orang-orang yang tinggal dengan kamu. Sampaikan kepada mereka dan jelaskan dengan baik-baik betapa pentingnya punya aturan tersebut.

Kalau kamu punya anak, buatlah jam kerja kamu lebih fleksibel. Luangkan waktu untuk bermain dengan mereka dan manfaatkan jam tidur mereka untuk bekerja secara maksimal.

Ketika mereka sudah lebih besar, kamu bisa lebih fokus bekerja di saat mereka bermain sendiri. Tapi, bukan berarti mereka tidak lagi butuh perhatian. Kamu bisa beristirahat sejenak di siang hari untuk berinteraksi dan bermain sejenak dengan mereka.

Kalau kamu tinggal bersama orang dewasa, kamu akan bisa lebih kompromi dalam menetapkan aturan. Namun, kamu butuh lebih berani untuk memberlakukan batasan dengan mereka.

2. Area kerja khusus

Idealnya, pekerja remote tidak punya kantor khusus. Tapi, tidak semua orang juga punya ruang cadangan yang bisa digunakan sebagai kantor di rumah. Kamu bisa menyiasatinya dengan menggunakan satu area, satu meja dan kursi, yang hanya akan digunakan ketika bekerja.

Begitupun dengan peralatan kerja. Jika memungkinkan, kamu bisa memiliki dua laptop, sehingga kamu bisa memisahkan keperluan personal dan bekerja.

Dengan membedakan antara space kerja dan personal akan membantu kamu lebih mudah dalam beristirahat. Otak kamu akan mengetahui, kapan kamu sudah selesai bekerja dan kapan kamu harus bekerja. Hal ini akan membantu kamu mencapai work life balance.

Kerja di luar rumah

Kalau kamu masih sulit menemukan area untuk fokus bekerja di rumah, kamu dapat mencari ruang kerja di luar. Carilah ruangan yang sekiranya bisa membuat kamu lebih fokus.

Kamu dapat menemukannya di coworking space ataupun coffee shop dekat rumah. Pastikan lingkungan di sekitarnya membuat kamu lebih siap dalam bekerja.

Rapikan area kerja

Area kerja yang berantakan akan membuatmu sulit fokus. Penelitian menunjukkan, kekacauan membuat kamu lebih mudah merasa stress dan cemas.

Untuk menghindari hal tersebut, luangkan waktu untuk menata area kerjamu di rumah. Ruang kerja yang rapi juga akan menghemat waktu ketika kamu mencari barang yang kamu butuhkan.

  • Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk tetap rapi:
  • Menyimpan file pekerjaan dalam bentuk fisik dan digital di tempat khusus,
  • Simpan website dan tools yang sering kamu gunakan di toolbar browser,
  • Rapikan meja saat sedang istirahat,
  • Saat sudah selesai bekerja, tinggalkan meja sesuai dengan kondisi yang ingin kamu lihat di keesokan hari.

3. Cek kondisi device

Saat bekerja remote, penting untuk punya device yang dapat diandalkan dan koneksi internet yang kuat. Dua hal ini akan membantu kamu melakukan pekerjaan dengan baik.

Misalnya, kalau kamu butuh laptop atau komputer, pastikan device tersebut punya kapasitas memori dan kecepatan yang sesuai dengan kebutuhan kerja kamu.

Kamu juga perlu berinvestasi ke barang-barang yang memang kamu butuhkan. Contohnya, kalau kamu sering kerja di kafe atau tinggal di area yang rame, belilah headphone untuk membantu mengurangi kebisingan saat bekerja, terutama saat meeting.

4. Cari tahu gaya kerjamu

Supaya kerjamu produktif, cari tahu lingkungan seperti apa yang paling kondusif menurut kamu. Misalnya, apakah kamu lebih suka bekerja di kafe yang ramai atau dalam suasana yang sepi.

Setelah kamu mengetahui gaya apa yang lebih membuat kamu produktif, ciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.

5. Komunikasi, komunikasi, komunikasi

Bekerja dengan tim secara remote, kamu akan cenderung sulit berkomunikasi. Berhubung kamu dan tim nggak bekerja dalam satu kantor fisik, kamu nggak punya kesempatan untuk kolaborasi secara in person, mengecek ke meja rekan kerja atau ngobrol di kantin untuk tetap up to date.

Kondisi tersebut membuat kamu harus mencari cara lain untuk tetap berkomunikasi secara efektif dan clear.

Sejak awal, sebaiknya kamu memperjelas bagaimana tim akan berkomunikasi dan platform apa yang akan dipakai, termasuk:

  • One-on-one
  • Meeting tim
  • Email
  • Slack
  • Video conference

Komunikasi yang sering akan membantu semua orang punya pemahaman yang sama serta memperkuat hubungan di tim.

Overcommunication, is it good or bad?

Di tengah tren kerja remote, overcommunication atau komunikasi yang berlebihan, menjadi semakin penting. Namun, apa sebenarnya over communication dan apa yang membedakannya dengan bentuk komunikasi lainnya?

Overcommunication merujuk pada komunikasi yang berlebihan di luar kebutuhan. Hal ini bisa berupa pemberian informasi dalam jumlah banyak, mengulang pesan atau berbagi update ke orang lain secara terus menerus.

Overcommunication sangat penting untuk memastikan semua orang memiliki pemikiran yang sama. Gaya komunikasi ini juga membantu agar tim yang bekerja secara remote tetap bisa saling terhubung.

Namun, penting untuk mengelolanya secara tepat. Kalau nggak, over communication justru bisa menyebabkan penurunan produktivitas.

Penting untuk mencapai keseimbangan antara komunikasi yang efektif dengan overrcommunication untuk mencapai produktivitas di tempat kerja. Beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  • Pastikan komunikasi tetap efektif dengan menggunakan bahasa yang jelas, ringkas dan dapat dipahami semua orang. Hindari istilah teknis yang mungkin tidak dipahami semua anggota tim.
  • Rutin mengadakan meeting, namun singkat. Pastikan meeting tersebut memiliki agenda yang jelas agar tidak membuang waktu.
  • Manfaatkan berbagai platform komunikasi, dari email, aplikasi messaging hingga konferensi video. Penggunaan berbagai saluran diharapkan bisa mencegah miskomunikasi.
  • Terbuka pada feedback dan mendengarkan secara aktif untuk membantu mencegah kesalahpahaman.
  • Share informasi sebelum menjadi masalah. Jangan tunggu sebuah kendala atau isu semakin besar hingga menjadi masalah.

Perjelas ekspektasi

Kamu bisa mencegah kebingungan, frustasi dan ketidaksesuaian dengan cara memperjelas ekspektasi sejak awal. Kamu bisa menetapkan ekspektasi untuk beberapa keperluan berikut:

  • Komunikasi,
  • Scheduling,
  • Feedback,
  • Performance review,
  • Deadline,
  • Alur kerja

Jangan lupa untuk menetapkan boundaries atau batasan. Sebab, bekerja dari rumah dapat mengaburkan batas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan yang bisa membuatmu mudah stress, bahkan burnout atau mengalami zoom fatigue.

Overdeliver

Overdeliver menjadi sesuatu yang semakin sering didengar saat kerja remote. Dalam situasi ini, kamu memberikan lebih dari yang diekspektasikan oleh perusahaan atau atasan.

Dalam bekerja, overdeliver dapat merujuk pada situasi di mana kamu menyelesaikan project sebelum deadline atau output strategi kamu melebihi target awal. Contoh lain, kamu proaktif dalam mengambil inisiatif, menangani tugas tambahan tanpa diminta.

Meski overdeliver akan membantumu untuk semakin dikenal oleh atasan maupun perusahaan, kamu tetap perlu berhati-hati. Jangan sampai hal tersebut mengorbankan work life balance antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi.

6. Sampaikan kebutuhanmu

Bekerja secara remote sering kali berarti kamu berada jauh dari rekan-rekan kerja dan atasan secara fisik. Oleh karena itu, penting untuk proaktif dalam mencari support yang kamu butuhkan.

Kebutuhan yang dimaksud bisa berupa informasi tambahan atau akses ke tools atau software tertentu. Bahkan, kamu juga bisa menyampaikan kebutuhan logistik untuk mendukung pekerjaanmu seperti kursi ergonomis dan penyesuaian jadwal meeting.

Menyampaikan kebutuhanmu secara terbuka akan menumbuhkan lingkungan kerja remote yang lebih sehat dan produktif.

7. Istirahat teratur

Sangat penting untuk memperhatikan work life balance ketika kamu bekerja remote. Saat kamu membuat jadwal harian, jangan lupa sertakan waktu istirahat dan makan siang untuk membantu kamu tetap punya energi dan motivasi.

Kamu juga bisa sesekali meninggalkan meja atau kamar, mencari udara segar dan cahaya matahari. Kegiatan ini bermanfaat untuk membantu kamu menjernihkan pikiran.

Jika kamu sering duduk di depan meja, penting juga untuk meregangkan otot dan anggota tubuh secara teratur. Stretching bisa mencegah kram dan rasa nyeri.

Kamu juga perlu luangkan waktu untuk olahraga pagi atau jalan kaki singkat sebelum mulai bekerja. Rutinitas tersebut dapat membantu pikiran dan tubuh kamu lebih siap menghadapi pekerjaan.

8. Nikmati dan have fun

Bekerja secara remote memberikanmu kesempatan untuk mengatur hidup secara fleksibel. Kamu bisa membuat jadwal sendiri, membangun lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan pribadi.

Hilangnya kewajiban mobile memberikan kamu kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu sukai.

Jadi, manfaatkan keleluasaan dan benefit yang kamu punya. Dengan begitu, tugas-tugas yang kamu hadapi bisa jadi lebih menyenangkan dan memuaskan.


Bekerja remote memang memberikan banyak keuntungan, mulai dari fleksibilitas waktu hingga kebebasan untuk mengatur lingkungan kerja sesuai kebutuhan pribadi.

Namun, tentu ada tantangan yang harus dihadapi, seperti menjaga produktivitas dan komunikasi yang efektif. Dengan mengikuti tips di atas, kamu bisa menjalani pekerjaan remote dengan lebih lancar dan menyenangkan.

Nah, kalau kamu lagi mencari pekerjaan remote yang cocok dengan skill-mu, seperti di bidang Marketing Communications, Sales Representative, Software Engineer, dan lain-lain, coba cek Epicareer!

Di sana, kamu bisa menemukan berbagai peluang kerja remote yang sesuai dengan minat dan kemampuanmu. Selamat mencoba, dan semoga sukses dengan karir remote-mu!

Adinda Pryanka

SEO Content Writer

Meet Adinda, a journalist turned communications expert with 6 years of experience. From newsrooms to PR, she craft compelling stories and communicate with precision. Let's connect and collaborate!

Topic tags

Share this article

Related Articles