Epicareer Might not Working Properly
Learn More
Career Guide Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara terkait Pemecatan dengan Profesional (Beserta Contohnya)

7 min read

Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara terkait Pemecatan dengan Profesional (Beserta Contohnya)

Jangan biarkan pemecatan menghentikan langkah karirmu. Pelajari cara menjawab pertanyaan wawancara terkait pemecatan dengan profesional beserta contohnya di sini!

Ivana Livia Wibisono

Updated Jul 16, 2024

Cara Menjawab Pertanyaan Wawancara terkait Pemecatan dengan Profesional (Beserta Contohnya)

Pemecatan adalah suatu ketakutan terbesar bagi para pekerja, entah itu karena performa yang kurang baik, perampingan, atau perusahaan yang bangkrut. Pasti karyawan yang dipecat akan kaget, sedih, dan bingung dalam waktu yang bersamaan.

Jika hal ini menimpa dirimu, penulis turut bersedih atas kejadian pemecatan yang kamu alami, ya. Ini saatnya kamu sudahi sedih-sedihnya dan move on mencari pekerjaan baru.

Mungkin pertanyaan yang muncul di benakmu adalah bagaimana caranya menjelaskan tentang kejadian ini kalau ditanya rekruter saat wawancara.

Tenang, kamu tidak perlu khawatir. Di artikel ini, kita akan membahas bersama apa yang harus kamu katakan apabila pertanyaan tentang pemecatan muncul. Simak pembahasannya berikut, yuk!

Langkah awal memulai lembaran baru

Career.io menjelaskan ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan secara bertahap dan perlahan untuk kembali dari keterpurukan yang terjadi:

1. Belajar dari pengalaman

Setiap pengalaman pasti memberikan pesan moral yang berguna untukmu. Pada kejadian pemecatan, pasti ada banyak hal yang menjadi alasannya dan kamu bisa mencegah hal tersebut terjadi di masa depan.

Misalnya, kamu dipecat karena kondisi perusahaan teknologi secara keseluruhan tidak baik-baik saja dan perlu melakukan perampingan. Di saat yang bersamaan juga, banyak perusahaan teknologi lainnya yang melakukan PHK juga.

Dari kejadian ini, kamu bisa belajar bahwa di kesempatan kerja selanjutnya kamu perlu berhati-hati jika menerima pekerjaan di perusahaan teknologi.

Contoh lainnya, kamu dipecat karena perusahaan merasa performance kamu kurang baik. Jika diberi kesempatan bertanya, gunakan untuk meminta feedback tentang apa yang perlu di-improve dari dirimu untuk ke depannya.

2. Update resume kamu

Mulailah untuk memperbarui resume kamu dengan memasukkan prestasi yang kamu miliki selama bekerja. Jangan memanipulasi lama kerjamu di perusahaan tempat kamu dipecat, ya.

Kamu bisa memasukkan pemecatan ini di resume, tapi pastikan hal tersebut kamu ringkas secara singkat. Misalnya, laid-off due to company bankruptcy. Jika alasan pemecatan dirasa butuh penjelasan lebih detail, kamu bisa jelaskan di cover letter saja.

3. Jangan pernah membicarakan hal buruk tentang perusahaanmu

Menjelek-jelekkan perusahaan yang telah memecat kita bukan sesuatu yang bijaksana.

Kita jadi terkesan tidak profesional dan reputasi kerja kita pun bisa rusak. Selain itu, fokus pada hal negatif tentang perusahaan tersebut hanya akan meningkatkan kesedihan dan rasa sakit akibat kehilangan pekerjaan.

Lebih lanjut, menjelek-jelekkan perusahaan bisa mempengaruhi hubungan masa depan dan kesempatan karier kita.

Sebaiknya, kita fokus pada pemulihan diri, pengembangan keterampilan, dan menjaga sikap positif untuk mencapai kemajuan pribadi yang lebih baik di masa depan.

Cara menjelaskan alasan pemecatan secara profesional saat interview kerja

Menjelaskan bahwa dirimu meninggalkan kantor lamamu karena pemecatan bukan hal yang mudah karena perasaan yang campur aduk. Berikut adalah trik dalam menjawab pertanyaan tersebut dengan tetap terlihat profesional di mata rekruter:

1. Berkatalah dengan jujur dan tidak berbelit-belit

Jawab pertanyaan mengapa kamu meninggalkan perusahaan dengan jujur apa adanya dan jangan kamu sembunyikan. Jika memang kamu dipecat karena adanya perampingan, ucapkan hal tersebut. Saat menjawab, usahakan untuk langsung menjawab tanpa berbelit-belit dan pembicaraan jadi ke mana-mana.

2. Ceritakan di waktu yang tepat

Menurut Seek, waktu yang tepat untuk menceritakan bahwa kamu kehilangan pekerjaan adalah saat rekruter bertanya mengapa kamu meninggalkan kantor yang sebelumnya.

Jika selama interview kamu tidak ditanya bahkan tidak ada celah untuk menjelaskan, kontak rekruter langsung sesudah interview. Pastikan mereka tahu alasan kamu kehilangan pekerjaan langsung dari dirimu.

Lebih baik rekruter tahu di awal daripada tahu saat sudah mendekati tahap final proses rekrutmen.

3. Tetap berpikir positif dan jangan terbawa emosi

Seperti yang dikatakan sebelumnya, menjawab pertanyaan pemecatan membuat kita mixed feeling. Jawab pertanyaan dengan netral, pikiran yang positif, dan buang jauh-jauh emosi marah dan sedih. Jangan lupa untuk tidak menjelek-jelekkan perusahaan yang memecat kamu, ya.

4. Ceritakan pelajaran yang kamu petik dari kejadian tersebut

The Muse menyebutkan bahwa kamu bisa membagikan pandanganmu tentang peristiwa kehilangan pekerjaan, bagaimana kamu menginternalisasinya, dan apa yang kamu pelajari. Kaitkan juga pesan moral yang kamu dapatkan dengan posisi yang kamu lamar.

Misalnya:

Setelah perusahaan merugi cukup banyak saat promo tanggal kembar yang adalah karena kesalahan saya, saya jadi lebih sering merenung tentang bagaimana caranya saya untuk bisa terus memiliki point of view pelanggan saat melakukan inisiatif atau eksekusi lainnya. Saya yakin bahwa hal ini bisa jadi pembelajaran yang saya terus pegang di pekerjaan selanjutnya.

5. Jelaskan tentang pencapaianmu

Supaya pembicaraan tidak terlalu fokus pada penyebab pemecatan, kamu bisa mengalihkannya dengan membicarakan pencapaianmu selama bekerja. Buktikan bahwa kamu layak untuk bekerja lagi dan apa yang kamu lakukan memang memberikan kontribusi terhadap perusahaan.

Contohnya, semua inisiatif yang kamu kerjakan selalu berhasil sehingga kamu bisa mendapatkan promosi jabatan ke level yang lebih tinggi dalam kurun waktu satu tahun kerja. Sertakan juga beberapa data angka jika ada.

6. Ceritakan skill dan pengalaman kerjamu

Pemecatan bukan berarti sepak terjang karirmu buruk. Kamu bisa jelaskan pengalaman kerjamu dan kemampuan apa saja yang kamu miliki. Kaitkan juga dengan beberapa pencapaian yang kamu dapatkan.

Rekruter akan melihat bahwa kamu bisa kembali bekerja dan menjadi calon kandidat yang cocok pada posisi yang kamu lamar.

7. Yakinkan rekruter bahwa kamu ada kandidat yang terbaik

Percaya dirilah saat menjawab semua pertanyaan. Tidak hanya saat ditanya tentang alasan kamu harus dipilih, tapi tunjukkan kelayakan tersebut lewat jawaban-jawabanmu di pertanyaan lain.

Misalnya, posisi yang kamu lamar membutuhkan seseorang yang terbiasa dengan startup environment yang serba cepat. Kamu bisa menunjukkannya lewat menceritakan pengalamanmu yang pernah bekerja di perusahaan startup.

Hal apa saja yang tidak boleh dilakukan

1. Kurangi penggunaan kata “pecat”

Menurut Seek, penggunaan kata “dipecat”, “di-PHK”, dan sejenisnya memiliki konotasi negatif. Kamu bisa menggantinya dengan beberapa alternatif yang lebih netral, seperti “Sayangnya, saya dan perusahaan tidak cocok karena perbedaan ekspektasi satu sama lain.”

Setelah menjawabnya, kamu bisa lanjutkan dengan menjelaskan mengapa posisi yang kamu lamar ini lebih cocok dengan kemampuan dan pengalamanmu.

2. Jangan berbohong

Dengan cara apapun, rekruter akan tahu penyebab kamu kehilangan pekerjaanmu. Jadi, jujurlah saat ditanya. Justru dengan berkata jujur, itu menjadi nilai plus bahwa kamu tidak menyembunyikan apapun. Jujur tapi jangan terlalu banyak menjelaskan, ya. Jelaskan hal-hal yang perlu dijelaskan saja.

3. Jangan memfokuskan jawaban pada sisi negatif pemecatan

The Balance mengatakan bahwa interview bukan waktunya untuk membicarakan hal negatif tentang perusahaan dan atasanmu. Teruslah bersikap positif dan simpan pendapat negatif dalam hati saja. Jangan sampai rekruter berpikir bahwa kamu akan bersikap hal negatif yang sama ketika sudah direkrut perusahaan.

Contoh cara menjelaskan alasan pemecatan

Berikut adalah beberapa contoh jawaban dari pertanyaan soal pemecatan yang bisa kamu jadikan referensi saat interview nanti.

PHK

Saya mengakhiri hubungan kerja dengan kantor saya karena terjadi restrukturisasi internal yang mengakibatkan perampingan staf. Meskipun ini adalah tantangan, saya memilih untuk melihatnya sebagai kesempatan untuk mengeksplorasi peluang baru dan terus mengembangkan keterampilan saya.

Melanggar aturan perusahaan

Saya menyadari bahwa saya telah melanggar kebijakan atau aturan tertentu di tempat kerja saya sebelumnya. Saya mengambil tanggung jawab atas tindakan saya dan memilih untuk mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut. Saya percaya bahwa integritas dan kepatuhan terhadap aturan sangat penting dalam membangun karir yang berkelanjutan, dan saya berkomitmen untuk memperbaiki diri dan terus berkembang sebagai seorang profesional.

Tidak sesuai dengan ekspektasi perusahaan

Saat bekerja di kantor saya sebelumnya, saya menyadari bahwa ada perbedaan antara ekspektasi saya dan ekspektasi perusahaan. Saya percaya pentingnya sinkronisasi visi dan nilai antara karyawan dan perusahaan. Oleh karena itu, saya memilih untuk mencari kesempatan di tempat di mana saya dapat memberikan kontribusi seefektif mungkin.

Konflik internal dengan sesama karyawan

Saya mengalami beberapa perbedaan pendapat dengan beberapa rekan kerja dalam beberapa hal tertentu. Saya memilih untuk menangani konflik tersebut dengan kepala dingin dan mencoba menyelesaikannya dengan cara yang terbaik bagi semua pihak. Meskipun demikian, saya menyadari bahwa setiap situasi memberikan pelajaran berharga dalam membangun kemampuan interpersonal.

Dipecat tanpa alasan yang jelas

Saya berpisah dari perusahaan karena ada perbedaan visi yang tidak bisa kami selesaikan. Meskipun keputusan ini tidak saya harapkan, saya melihatnya sebagai kesempatan untuk merefleksikan diri, mengidentifikasi area di mana saya bisa berkembang lebih baik, dan mencari lingkungan yang lebih sejalan dengan tujuan pribadi dan profesional saya.


Itu dia tips yang bisa kamu terapkan agar proses interview kerja lebih efisien. Semangat dan good luck.

Lowongan kerja terpopuler di Indonesia:

Ivana Livia Wibisono

SEO Content Writer

Meet Ivana, a vibrant and passionate professional with six years of experience in Content Writing and Content Planning. With a vision to help society through her writing skills, she has successfully led various projects in mass media, home & and living industry, and e-commerce companies with outstanding outcomes.

Topic tags

Share this article

Related Articles