Epicareer Might not Working Properly
Learn More
Career Guide 6 Hal yang Harus Dilakukan ketika Kamu Di-ghosting HR

6 min read

6 Hal yang Harus Dilakukan ketika Kamu Di-ghosting HR

Bayangkan, kamu sudah interview dan mendapatkan feedback positif dari HR, tetapi malah tidak ada kabar sama sekali. Itu tandanya kamu di-ghosting. Kejadian seperti ini memang bikin bingung dan sedikit down. Biar tidak sekadar bertanya-tanya, ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika di-ghosting. Simak informasinya!

Faqihah Husnul Khatimah

Updated May 18, 2024

Hal yang harus dilakukan ketika kamu di-ghosting HR

Apa itu ghosting?

Pernah tidak, kamu sudah mendapatkan tawaran pekerjaan, tetapi tiba-tiba pemberi kerja menghilang begitu saja? Tanpa kabar dan pesan apa-apa. Kalau iya, itu tandanya kamu di-ghosting.

Ghosting artinya memutus hubungan dengan seseorang secara dadakan tanpa penjelasan apa-apa.

Keadaan seperti ini bisa memicu stres. Bayangkan, kamu berhenti mencari pekerjaan karena berpikir sudah mendapatkan pekerjaan baru. Namun, ternyata pekerjaan baru ini tidak kunjung tiba.

Sebuah survei dari Indeed menunjukkan bahwa sebanyak 77% pencari kerja pernah di-ghosting oleh tempat kerja yang mereka lamar. Sementara 10% dari mereka di-ghosting setelah mendapatkan tawaran kerja secara lisan.

Penyebab kenapa kamu di-ghosting

Sebelum kamu marah-marah karena di-ghosting, mari kita pahami dulu penyebabnya, yuk!

1. Proses perekrutan dihentikan

Terkadang, perusahaan bisa tiba-tiba berhenti mencari orang baru.

Alasannya beragam, misalnya harus melakukan efisiensi budget perusahaan sehingga harus berhemat dan menghentikan proses rekrutmen. Atau, ada hal yang membuat mereka harus menunda pencarian tambahan anggota tim.

2. Perusahaan merekrut secara internal

Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk mempromosikan seseorang yang sudah bekerja di perusahaan tersebut atau memindahkan role karyawan sebelumnya ke posisi lain yang masih relevan.

Contohnya, daripada mencari orang baru untuk posisi akuntan, HR dapat menawarkan posisi full time ke seorang intern akuntan di perusahaannya yang sudah bekerja 3 bulan.

Sehingga, dengan performa kerja yang sudah mereka ketahui, mereka lebih memilih memberikan kesempatan ke karyawan yang sudah ada dibandingkan mencari orang baru yang belum tahu performa kerjanya apakah lebih baik atau malah sebaliknya.

3. Posisi tidak jadi dibutuhkan

Terkadang, setelah kamu mengirim email lamaran, tiba-tiba saja posisi yang kamu lamar sudah tidak dibutuhkan lagi.

Ini terjadi karena beragam faktor, seperti:

  • rencana perusahaan berubah,
  • perusahaan berubah fokus, atau
  • dana perekrutan kurang.

4. Perubahan kondisi dan fokus perusahaan

Perusahaan bisa saja mengalami perubahan, seperti mengganti target bisnis atau fokus ke hal lain. Hal ini bisa membuat kebutuhan akan posisi baru jadi tidak terlalu penting lagi.

5. HR menemukan kandidat yang lebih cocok

HR bisa saja menemukan seseorang yang mereka anggap lebih cocok dengan posisi itu berdasarkan pengalaman atau skill.

Dalam kesempatan lainnya, HR harus berpindah tugas untuk merekrut posisi lain yang berbeda dan (meskipun bukan hal yang baik) HR tidak sempat untuk memberikan kabar atau mengirimkan surat penolakan kerja.

Oleh karena itu, jika kamu menerima email penolakan kerja, kamu bisa memilih untuk membalasnya. Kamu bisa mengikuti tips membalas email penolakan lamaran kerja ini.

6. Masalah legal atau pemeriksaan latar belakang

Mungkin ada masalah dengan dokumen legal atau hal mencurigakan dari hasil pemeriksaan latar belakang kamu. Hal ini juga bisa membuat proses perekrutan berhenti.

Bisa jadi nama ijazah yang tidak sesuai dengan nama KTP atau identitas lainnya.

Atau, jika kamu bekerja di luar negeri, visa kamu belum disetujui oleh negara tempat kamu bekerja.

Hal yang harus dilakukan ketika di-ghosting HR

1. Sabar dan menunggu

Pertama-tama, kamu harus sabar dan menunggu HR menghubungimu kembali. Dua minggu adalah waktu yang umumnya dijadikan patokan.

Jika HR tidak memberi kabar dalam dua minggu, kamu bisa coba menghubunginya terlebih dahulu untuk menanyakan kelanjutan proses perekrutan.

Terkadang, proses perekrutan memang bisa lebih lama dari yang kita kira.

2. Minta agar terkoneksi dengan HR atau user

Coba cari cara untuk berkoneksi dengan HR, bisa melalui Linkedin atau email. Cara ini untuk menunjukkan bahwa kamu serius dan sangat tertarik dengan posisi itu.

Berkoneksi dengan HR bisa kamu lakukan melalui LinkedIn dan mencari nama HR atau user yang mewawancaraimu saat proses rekrutmen.

3. Follow up melalui WhatsApp atau email

Jangan untuk mengirimkan pesan follow up.

Tanya dengan sopan status proses perekrutan atau posisi yang kamu lamar. Jelaskan lagi kenapa kamu sangat cocok mengisi posisi itu.

Jika kamu punya jadwal interview di tempat lain dan sepertinya akan mendapat tawaran kerja, sebaiknya kamu memberi tahu mereka.

Tujuannya, agar mereka tahu situasinya dan mungkin bisa lebih cepat memberikan keputusan.

Kamu bisa menggunakan template ini untuk follow up via WhatsApp:

Selamat pagi [nama HR], saya ingin melakukan follow up terkait status lamaran kerja saya setelah wawancara yang telah dilakukan dua minggu lalu.

Apakah ada perkembangan terbaru?

Saya sangat mengapresiasi jika sudah ada kabar terbaru dan bisa dibagikan kepada saya.

Terima kasih banyak.

Jika kamu follow up status lamaran kerja via email, gunakan pesan ini:

Subjek: Follow Up - [posisi yang kamu lamar] - [nama kamu]

Halo, [nama HR].

Saya ingin melakukan follow up terkait status lamaran kerja saya atas nama [nama kamu] untuk posisi [nama posisi] setelah melakukan wawancara dua minggu yang lalu.

Saya sangat tertarik dengan kesempatan ini dan ingin memastikan bahwa saya tetap aktif dalam proses rekrutmen. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi jika perkembangan atau informasi tambahan yang dapat saya ketahui mengenai hal tersebut.

Terima kasih banyak untuk waktu dan perhatiannya.

4. Minta kejelasan tentang proses perekrutan

Minta detail atau kejelasan tentang bagaimana proses perekrutannya berlangsung.

Misalnya, tahapan yang harus dilalui atau lama waktu perekrutan.

Tanyakan apakah ada langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan, seperti mengirim dokumen atau interview tambahan.

Dengan meminta kejelasan, kamu tidak sekadar menunggu tanpa informasi, tetapi aktif mencari tahu. Hal ini bisa memberikan kesan baik ke pemberi kerja karena menunjukkan keseriusan dan ketertarikan kamu.

5. Move on dan saatnya mencari peluang lainnya

Sudah melakukan semuanya, tetapi masih tetap tidak ada kabar? Mungkin ini waktunya buat move on.

Jangan terlalu lama terpaku pada satu kesempatan, banyak peluang lain di luar sana yang masih belum kamu coba.

Jadikan proses perekrutan sebelumnya sebagai pembelajaran untuk wawancara kamu selanjutnya. Evaluasi kesalahan-kesalahanmu dan perbaiki untuk perekrutan berikutnya.

Bila perlu, kamu bisa membuat catatan kecil untuk cek pertanyaan mana saja yang jawabannya masih bisa kamu improve.

Asah terus jawaban dan kepercayaan diri kamu agar semakin siap mengikuti wawancara selanjutnya.

6. Coba ulang bila ada kesempatan

Jika nanti mereka membuka lowongan yang sama dan kamu masih tertarik, tidak ada salahnya untuk apply lagi.

Kamu bisa juga memberikan catatan saat melamar dengan mengirimkan pesan seperti berikut:

Subjek: Lamaran untuk Posisi [nama posisi]

Halo, Tim Rekrutmen [nama perusahaan].

Saya menulis untuk menyampaikan minat saya yang besar untuk bergabung dengan [nama perusahaan] dalam kapasitas baru sebagai [nama posisi].

Meski sebelumnya lamaran saya untuk posisi [nama posisi sebelumnya] tidak memenuhi harapan, saya merasa telah belajar banyak dari proses tersebut. Salah satu pencapaian terbesar saya adalah meningkatkan efisiensi tim saya sebesar 20% selama dua kuartal terakhir, yang menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp15 juta.

Saya percaya bahwa pengalaman dan keterampilan yang saya miliki, terutama dalam [sebutkan keterampilan kunci], dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi tim [nama tim/departemen] di [nama perusahaan].

Saya sangat antusias untuk berdiskusi lebih lanjut tentang bagaimana saya dapat berkontribusi pada kesuksesan tim di [nama perusahaan].

Terima kasih banyak.


Demikian hal-hal yang kamu dapat lakukan ketika di-ghosting HR. Intinya, jangan langsung down atau putus asa. Siapa tahu, mungkin ada peluang lebih baik menunggu kamu.

Cari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan atau pengalamanmu di Epicareer. Pastikan kamu mengaktifkan fitur "Promote My Profile" agar meningkatkan potensi profilmu dilirik oleh recruiter. Selamat mencoba!

Faqihah Husnul Khatimah

SEO Content Writer

Faqihah Husnul Khatimah is a journalist passionate about the creative industry, a campus magazine editor, and a social organization design staff. Neat and responsible with a flair for writing and design.

Topic tags

Share this article

Related Articles